Selasa, 24 November 2015

Komunikasi Pintar dalam Mendidik Anak

KOMUNIKASI PINTAR DALAM MENDIDIK ANAK
Oleh :  Indah Prihati, S.Si
.(kepala KB&TPA BINA INSANI CILACAP)

sumber: www.buahatiku.com

Kualitas anak yang diharapkan :
 1.    Terampil dalam kemampuan dasar, yaitu :
terampil membaca, menulis, berhitung, berbicara dan mendengar.
2.      Terampil dalam berpikir, yaitu :
Berpikir kreatif, memecahkan masalah, mengambil keputusan, kemampuan imajinasi, cara bekerja dan asal muasal sesuatu, dan menggunakan logika.
3.      Kepribadian yang berkualitas, yaitu :
Keimanan, harga diri, akhlak yang baik, kemandirian, tanggung jawab individu dan sosial, kemampuan berkomunikasi, kekokohan pribadi, memiliki kompetensi yang mampu mengelola sumberdaya (bekerjasama, mencari dan memperoleh informasi serta mengetahui, membentuk dan menggunakan sistem), memahami dan mampu menggunakan tehnologi.

Kesalahan dalam berkomunikasi dengan anak:
1.      Bicara tergesa-gesa
2.      Lupa bahwa setiap anak adalah unik
3.      Tidak membaca bahasa tubuh
4.      Tidak mendengar perasaan anak
5.      Tidak memisahkan masalah-masalah yang dihadapi
6.      kurang mendengar aktif
7.      selalu menyampaikan pesan "kamu"
8.      Menggunakan 12 gaya populer
a.       memerintah                 e.  mencap/melabel                  i.   menghibur
b.      menyalahkan               f.   mengancam                        j.   mengkritik
c.       meremehkan                g.  menasehati                                     k.   menyindir
d.      membandingkan          h.  membohongi                      l.   menganalisa

Akibatnya :

1.  Anak tidak percaya diri, mudah menyerah, penakuttidak mau mencoba, tidak bisa menghargai orang lain

 2.  Tidak mempunyai konsep diri yang bagus

Hidarilah kalimat-kalimat sebagai berikut :

1.     Lantainya sapu!     diganti   ...... mas/mbak/kakak/adik Ibu meminta tolong lantainya disapu!
(Awali dengan kata tolong  ........)

2.   Makanya kalau diberitahu nurut!  Itu akibatnya! Kaya gitu saja nangis        diganti  ...... Ada apa?  Mana yang sakit?  Diobati ya/ditiup ya/diusap ya?  Sudah sembuh?  Bagaimana tadi kok bisa jatuh?  Hebat sekali larinya banter, lain kali hati-hati! Sabar ya berdoa cepat sembuh.

3.   Kalau main nanti harus dirapikan lagi!  Kalau tidak, tidak boleh main lagi/Ibu marah!         diganti  ...... Wah senang ya bermain, pasti dirapikan kan nanti.  Senang bermain , senang merapikan!  ..... atau  ...... Maaf ibu sedang repot, nanti tidak bisa bantu merapikan.  Pasti bisa kan merapikan sendiri?

4.   Ndableg!  Bodoh!  Jelek, Si hitam, si kurus, dll.           Diganti  ......  Anak sholeh, anak pintar, Siti anak cantik! Dll dan panggilan tersebut tetap diberikan walaupun saat membuat kita orangtua/guru tidak senang (anak membuat keonaran).

5.  Jangan nangis!  Jangan lari-lari!  Jangan minta uang!  Dan lain-lain yang diawali kata ”jangan”.            diganti  ......  Ibu senang lho ajak Toni jalan-jalan kalau tidak minta uang,  karena sekarang ibu sedang tidak punya punya uang.   Atau  .....  Ibu sedih dan malu kalau Safa tidak mau sekolah, karena nanti tidak bisa jadi anak pintar.  Kalau tidak pintar tidak disayang Alloh/tidak jadi dokter.......

6. Kamu tidak seperti Mira pintar..! Kayak Ismail tu tidak nangis..! ini tergolong membandingkan...diganti.... Kamu pasti pintar.. ayo coba.. coba lagi pasti bisa...sedih ya di tinggal ibu sabar ya di sayang bu guru......marah ya ..sabar ya.... senang bermain mudah minta maaf muda memaafkan....maaf kalo nangis terus bisa sakit tenggorokannya/menganggu yang lain dll

7.  Masak gambar kereta kaya gitu?  Masak gambar daun warnanya merah?   Diganti.... bagus ayo lanjutkan dan diberi pijakan lagi berupa gambar

8. Tumben bangun pagi. Tumben....... nggak nangis lagi... biasanya kamu..... diganti alhamdulillah anak pintar sudah bangun pagi/tidak nangis/ mau belajar sendiri.

Demikian semoga bermanfaat.  Kunci utamanya, mulailah dari diri sendiri sebagai orang tua/guru karena teladan lebih baik dari sejuta kata-kata. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar